SEMARANG[Berlianmedia] – Olah raga tenis merupakan cabang olahraga kasta tertinggi di dunia, maka berbahagialah para alumni perguruan tinggi se-Indonesia yang memilih cabang raga ini sebagai bagian dari berbagai aktifitasnya.

Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PP Pelti) Prof Dr Edward Omar Sharif Hiariej SH MHum yang juga Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wanenkum Ham) mengatakan tenis merupakan olahraga kasta tertinggi di dunia.

“Berbahagialah Bapak-bapak, saudara sekalian, bahwa tenis merupakan olahraga kasta tertinggi di dunia,” ujar k Ketum Pelti yang akrab dengan panggilan Prof Eddy saat membuka Turnamen Tenis Antar Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia ke-13 di Laboratorium Olahraga Tenis Lapangan Dr M Sajoto Tennis Courts Kampus Universitas Negeri Semarang (UNNES), Sabtu (17/6) pagi.

Menurutnya, kegiatan olahraga yang salah satunya adalah cabang olahraga tenis merupakan hal yang positif, dengan olahraga bisa sehat jasmani, juga sehat rohani. Maka atas berlangsungnya kegiatan yang kali ini diselenggarakan pengurus IKA UNNES, Pelti mengucapkan terimakasih.

Pelti, lanjutnya, juga mengucapkan terima kasih kepada rektor Unnes atas dukungannya, kalau pada tahun ini bisa mengikuti turnamen tenis di Kampus UNNES, InsyaAllah tahun depan sebagai tuan adalah UGM (Universitas Gajah Mada).

Rektor UNNES Pro Dr S Martono MSi meminta kepada para peserta turnamen tenis untuk bermain sportif. Dia sambil menunjukkan MMT yang terpasang di beberapa sudut lapangan tenis. Salah satu MMT berbunyi bukan kemenangan yang kami cari tapi silaturahmi tujuan kami.

“Ayo kita ikuti pesan-pesan moral yang terpampang di MMT. Mari kita jaga kebersamaan, semoga gelaran tenis di UNNES ini berjalan sukses,” tuturnya.

Ketua Umum DPP IKA UNNES Dr Drs Budiyanto, SH MHum juga meminta kepada para peserta tetap sehat dan semangat dalam mengikuti turnamen ini.

“Tadi malam kita bersanding, pagi ini kita bertanding. Tadi malam kita bersinergi, pagi ini kita berkompetisi untuk meraih prestasi. Silahkan bermain all out (Habis-habisan) sehingga menjadi juara. Juara satu, dua, tiga sampai juara enam belas,” ujarnya.

Turnamen ini, tutur Budiyanto, dapat mempererat jalinan silaturahmi sesama alumni Perguruan Tinggi Se- Indonesia yang sekaligus dapat semakin memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Ketua panitia turnamen tenis antar alumni Perguruan Tinggi Se Indonesia ke-13 2023, Dr Wirawan Sumbodo MT melaporkan, turnamen tenis kali ini diikuti 16 tim dari organisasi alumni Perguruan Tinggi Se- Indonesia.

Setiap tim mengikutsertakan 20 atlet didampingi 3 official, dengan demikian, jumlah peserta seluruhnya ada 368 orang, meliputi 320 atlit dan 48 official. Lokasi pertandingan di dua lapangan yakni lapangan FIK UNNES dan lapangan tenis Bank BNI Semarang.

Liga Sepakbola Kasta Tertinggi di Indonesia

Seni bela diri Tionghoa atau dikenal dengan kung fu (Hanzi: 功夫; Pinyin: gōngfu; Yale (Bahasa Kanton): gūng fū), kuoshu (國術; guóshù) dan wushu (武術; wǔshù), adalah sekumpulan gaya bertarung yang telah berkembang selama berabad-abad di Tiongkok Raya. Gaya-gaya bertarung ini sering dikelompokkan berfasarkan ciri umumnya, dikenal sebagai "rumpun" "atau "keluarga" seni bela diri. Pengaitan wilayah, misalnya utara (北拳; běiquán) dan selatan (南拳; nánquán), adalah cara pengelompokan lain yang juga populer.

Pada mulanya, istilah Ilmu atau kemampuan Bela Diri dalam masyarakat Tiongkok adalah Ilmu Sh Kungfu di belahan dunia Barat. Tersentak dengan kemampuan, kecepatan dan kekuatan Sang Legenda, istilah Kungfu menjadi sangat populer dan identik dengan Ilmu Bela Diri Tiongkok hingga kini.

Ilmu bela diri Kungfu pada mulanya berkembang dari kebutuhan dan kemampuan manusia untuk bertahan hidup, baik untuk membela diri dari berbagai jenis serangan binatang buas, berburu untuk mendapatkan makanan, maupun untuk berperang melawan kelompok manusia lain yang dianggap menjadi ancaman terhadap keamanan hidup mereka. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan tentang obat-obatan dan tubuh manusia di Tiongkok kuno - serta perang saudara yang berkepanjangan, Seni Bela Diri Kungfu pun berkembang pesat dan menyebar luas, sehingga membawa banyak kontribusi dan memengaruhi cikal bakal berbagai jenis ilmu bela diri di Asia, seperti Shorinji Kempo,(Shaolin Kempo), Karate, Jujitsu, Taekwondo, Judo, Hapkido, Pencak Silat dan lain sebagainya.

Kungfu mempunyai sejarah dan merupakan tradisi ilmu bela diri yang sangat panjang, ketat, teruji dan efektif sejak 5.000 tahun yang lalu, bersamaan dengan munculnya aliran kepercayaan Dao (Taoisme) yang kemudian berkembang menjadi agama yang memiliki kekhususan sendiri.

Pada tahun 2.500-an mulai bermunculan berbagai aliran Kungfu yang melegenda hingga kini, dimulai dari Kuil atau Vihara Shaolin Siaw Liem Sie/Siu Lam, Wudang/Butong, Omei/Emei/Gobi, Kun Lun, Hua San, Thian San, Khongtong dan lain-lain. Secara umum, terdapat 100 lebih aliran Kungfu dan ribuan jurus serta berbagai jenis ilmu yang unik dan aneh, mulai dari yang paling keras dan ganas (external arts) hingga ilmu yang paling lembut dan ringan seperti kapas (internal arts). Berbagai aliran dan ilmu yang masih eksis hingga kini adalah Hung Gar/Hung Ga, Lohan, Ngo Cho, Pek Ho, Ying Jow/Eng Jiaw, Shuai Jiao, Chin Na/Qin Na, Tang Lang, Wing Chun/Ving Tsun/Wing Tsun/Yong Chun, Tai Chi/Tai Ji, Hsing-I, Ba Gua/Pa Kua, Yi Quan/I-Quan, Fanzi Quan, Chang Quan dan lain-lain. Secara umum, Kungfu terbagi menjadi 2 (dua) sub aliran utama yakni: Kungfu Utara dan Kungfu Selatan sesuai dengan perbedaan dan kontur kultural geografis. Kungfu aliran utara lebih dominan oleh kuda2 melebar, kecepatan & kekuatan yang terefleksi pada tendangan, kaitan dan sapuan kaki sedangkan Kungfu aliran selatan lebih dominan kuda2 pendek, kecepatan, kelembutan dan kekuatan yang terefleksi pada pukulan, kuncian, totokan, lemparan dan bantingan. Pada masa lalu, kombinasi atas kedua aliran tersebut terkenal dengan "Tendangan dari Utara dan Tinju dari Selatan".

Para Pendekar Kungfu masa lalu yang terkenal memberikan kontribusinya dalam Dunia Kungfu Tiongkok antara lain:

1) Bodhidharma (Da Mo/Putidamo/Damo/Tat Mo Chowsu/Dharma Taishi/Daruma).

2) Zhang Sanfeng (Zhang Junbao/Chang Sanfeng/Thio Samhong/Thio Kunpo).

3) Yue Fei (Jenderal Yue Fei; Tangyin-Provinsi Henan, 1103-1142).

4) Qi Jiguang, (1528-1588).

5) Wang Lang (Wong Long. 3 Dinasti - Song, Ming & Qing)

Dalam sejumlah catatan literatur klasik, nama Wang Lang sangat identik sebagai pencipta Kungfu Belalang Sembah Selatan (Tang Lang/Tong Long/Northern Praying Mantis Kungfu). Nama Beliau disebut berkali2 dalam sejumlah catatan 3 (tiga) Dinasti, yakni Dinasti Song Selatan, Ming & Qing (Manchu). Catatan pertama kali terkait dengan Wang Lang muncul pada masa Dinasti Song (960-1126), dimana Biksu Kepala Shaolin terkenal pada saat itu adalah Biksu Fu Ju (Fu Yu, 1203-1275) mengundang 18 Pendekar ternama di daratan Tionggoan (Tiongkok) untuk bersilahturahmi dan sekaligus saling berbagi ilmu dikalangan para Pendekar Persilatan. Biksu Fu Ju berhasil merangkum inti sari ilmu dari 18 Pendekar tersebut dan menciptakan Kitab Kungfu berjudul: ''Mishou'' (祕手 – "Secret Hands") dan dalam perkembangan selanjutnya kitab rahasia tersebut diberikan kepada Pendeta Tao terkenal saat itu, yakni ''Shen Xiao Dao Ren''. Kitab tersebut sempat hilang dari dunia persilatan dan baru muncul kembali pada masa pemerintahan Kaisar Qian Long (1735 - 1796), Dinasti Qing (1644 – 1911) dengan judul: Chinese: 罗汉行功短打; pinyin: Luóhàn Xínggōng Duǎn Dǎ) (“Arhat Exercising Merit Short Strike Illustrated Manuscript”).

(108 Liang Shan Warriors)

(108 Liang Shan Warriors)

Wang Lang dalam literatur Dinasti Song Selatan adalah anak dari Wang Man Tang, salah satu tuan tanah terkenal pada masa tersebut. Pada masa mudanya, Wang Lang belajar berbagai jenis aliran bela diri Kungfu terutama Ilmu Tai Gong Quan di Kuil Taois Shang Qing Qong (“The Supreme Purity Temple”) di gunung Lao Shan. Setelah selesai belajar, Wang Lang muda yang haus ilmu berkeliling di seluruh penjuru daratan Tiongkok untuk memperdalam pengetahuan dan kemampuan Kungfunya. Hingga akhirnya, Wang Lang tiba di Kuil Shaolin di gunung Long Shan, Provinsi Henan dan mempelajari berbagai jenis ilmu Kungfu baru di Kuil Shaolin tersebut. Setelah berguru selama 7 (tujuh) tahun, Wang Lang berhasil mengalahkan seluruh Biksu Petarung Kuil Shaolin namun hanya Kepala Biksu Shaolin utama yang tidak dapat dikalahkan oleh Wang Lang pada saat itu. Frustasi karena kegagalan tersebut, Wang Lang meninggalkan kuil dan dalam perjalanannya, Dia menemukan fenomena alam yang menarik, yakni seekor belalang sembah sedang bertarung untuk menangkap seekor cicada besar (sejenis serangga yang struktur tubuhnya lebih besar dibandingkan belalang sembah). Kagum dengan kemampuan sang belalang sembah, Wang Lang menangkapnya dan kembali ke gunung Lao Shan untuk menciptakan dan melatih jenis Kungfu baru, yakni Kungfu Belalang Sembah. Selama masa tersebut, Wang Lang bersama-sama dengan Kepala Kuil Tao, Master Yu Hua Zhen Ren mengembangkan sistem pertarungan baru yakni Tang Lang Men atau "The Gates of Praying Mantis". Sistem tersebut terdiri atas 12 pondasi utama, yakni zhan (contacting), nian (sticking), bang (linking), tie (pressing), lai (intruding), jiao (provoking), shun (moving along), song (sending), ti (lifting), na (grabbing), feng (blocking), bi (locking). 12 pondasi Kungfu baru tersebut terdiri atas 8 (delapan) jurus keras dan 12 jurus lembut dengan kombinasi gerakan kaki berbasis Kungfu Monyet.

Setelah menguasai ilmu baru tersebut, Wang Lang kembali ke Kuil Shaolin untuk menguji ilmu Kungfunya dengan Kepala Kuil Shaolin dan hasilnya kemenangan dipihak Wang Lang dengan ilmu barunya. Setelah kemenangan tersebut, Wang Lang mewarisi seluruh ilmunya kepada 2 (dua) murid terbaiknya di Kuil Taois Shang Qing Qong, yakni Yu Zhou Dao Ren and Shen Xiao Dao Ren. Beberapa tahun setelah pertarungan di Kuil Shaolin, muncul Biksu baru pengganti Biksu Kepala sebelumnya dan sangat terkenal dengan kemampuan bela diri, pengobatan dan berbagai jenis keahlian unik. Biksu Kepala tersebut bernama Biksu Fu Ju yang dikemudian hari mengundang 18 Pendekar ternama termasuk Pendekar Wang Lang untuk turut berbagi ilmunya di Kuil Shaolin. Catatan atas dokumentasi kuno ini ditemukan oleh para Biksu Shaolin pada tahun 1928, pada saat terjadi penghancuran Kuil Shaolin di masa perang.

Catatan literatur ketiga mengenai Wang Lang, kembali muncul pada masa menjelang akhir Dinasti Ming (1368 -1644) dan awal Dinasti Qing, Manchu (1644 – 1911). Disebutkan bahwa nama Wang Lang kembali muncul menjelang kejatuhan Dinasti Ming dan memberontak kepada Dinasti Qing. Dalam sejumlah pemberontakan awal, Wang Lang beserta pengikutnya memperoleh sejumlah kemenangan namun pada akhirnya seluruh pengikut Wang Lang tewas terbunuh karena kalah dalam persenjataan modern dan jumlah pasukan. Wang Lang berhasil selamat dalam pertempuran terakhirnya namun tidak dapat kembali ke gunung Lao Shan karena tentara Manchu telah menduduki seluruh area tersebut dan pada akhirnya Wang Lang menuju gunung suci Kun Lun beserta guru Taoisnya Yu Hua Zhen Ren (Nama Yu Hua Zhen Ren kembali muncul pada masa Dinasti Qing dan ditengarai juga sebagai Immortal Taois bersama Wang Lang) untuk tujuan spiritual dan berkultivasi.

6) 5 Leluhur Shaolin.

Berdasarkan hasil catatan literatur lama, disebutkan bahwa Kuil Shaolin hancur total dan terbakar selama 40 hari 40 malam dalam serangan tersebut. Seluruh catatan kuno ribuan tahun termasuk sejumlah ilmu Kungfu legendaris dan senjata pusaka hilang atau habis terbakar. Dari ribuan Biksu dan non Biksu Shaolin, hanya 5 (lima) orang yang lolos dari serangan tersebut dan kemudian mereka menyebar keseluruh Tiongkok sembari menyebarkan Shaolin Kungfu serta perlawanan anti Dinasti Qing. Kehancuran Kuil Shaolin diakibatkan oleh adanya pengkhianatan oknum Shaolin yang ternyata adalah antek-antek Dinasti Qing yang menyusup dan menabur racun di berbagai titik sumber air dan makanan para Biksu. Pada saat serangan kedua tersebut, kondisi fisik yang keracunan telah menyebabkan hilangnya kemampuan bertarung para Biksu dan Non Biksu Shaolin. Dalam pertarungan pertama, para Petarung Kuil Shaolin berhasil mengusir puluhan ribuan tentara Dinasti Qing yang bersenjata lengkap. Kegagalan dalam serangan pertama tersebut, membuat Kaisar Qing di puncak kemarahan. Sang Kaisar mengumpulkan tentara-tentara terbaik dari setiap legiun dan merekrut seluruh ahli bela diri Kungfu (termasuk para Lhama Tibet dan Praktisi Pak Mei) yang loyal kepada Dinasti Qing untuk bersama-sama menyerbu Kuil Shaolin serta mempersiapkan strategi penyusupan/perusakan dari dalam Kuil Shaolin. Di kemudian hari, 5 Leluhur Shaolin/Five Ancestors ini identik pula dengan 5 (lima) Tokoh Utama Kungfu Shaolin yang terkenal, yakni:

a) Hung Hei-Koon 洪熙官 Hóng Xīguān/Hung Hei Gun.

b) Lau Sam-Ngan 劉三眼 Liú Sānyǎn/Lau Sam Ngan.

c) Choi Kau-Yee 蔡九儀 Cài Jiǔyí/Choy Gau Yi.

d) Lee Yau-San 李友山 Lǐ Yǒushān/Li Yau San.

e) Mok Ching-Kiu 莫清矯 Mò Qīngjiǎo/Mok Ching Giu.

7) Wong Fei Hung /Huang Fei Hong; Fushan, 1847-1924).

Sebagai catatan, 10 Harimau Kanton legendaris adalah: 1) Li Jen Chiao 2) Tang Ming 3) Wang/Huang Chi Ying/Huang Kei Ying/Wong Chi Ying (Leluhur Wong Fei Hung) 4) Wang/Huang Cheng Ke 5) Wan Yi Ling 6) Su He Hu 7) Beggar Su Chan/Pengemis Sakti So 8) Tieh Chow San 9) Tzou Yu Sheng/Chu Yu Seng 10) Iron Finger Chung/Jari Besi Chung

Pada umur 16 tahun, Wong Fei Hung mendirikan Perguruan Silat di berbagai wilayah, yakni: Shuijiao, Diqipu, Xiquan dan Guangdong. Selain itu, Beliau juga mendirikan Rumah Obat Pho Chi Lam dan menjadi Instruktur Pelatih Militer Termuda pada Resimen V Tentara Kanton. Pada masa hidupnya, Wong Fei Hung terkenal dengan berbagai pertarungan baik dengan para pesilat lokal maupun petarung asing demi mempertahankan "China's Pride" yang pada saat itu jatuh hingga ke titik terendah. 2 (Dua) pertarungan yang sangat terkenal adalah pada saat Master Wong menjatuhkan lebih dari 50 orang pesilat gangster/bajak laut di pelabuhan hanya dengan sebatang toya dan pertarungan kedua adalah pada saat Dia bersama dengan Jendral Liu Yong Fu berperang langsung dengan tentara Jepang di Taiwan. Master Wong sendiri merupakan murid langsung/pewaris tunggal dari Pengemis Sakti So (Beggar So), Lam Fuk Sing (salah satu Pesilat terkenal dari 10 Harimau Kanton), Lin Fu Cheng, Sun Fai Tong (Ahli Tendangan Tanpa Bayangan) dan ayahnya sendiri yang notabene adalah anak dari Wong Tai, murid langsung Luk Ah Choi, Ahli Kungfu Hung Gar dan sekaligus murid langsung dari Biksu Shaolin terkenal: Gee Sin Sim See, Li Bak Fu & Hung Hei Koon.

8) Huo Yuanjia (Fok Yuengap/Ho Goanka; Tianjin, 1868-1910).

9) Chan Tziching (Chen Zizheng, 1878 - 1933).

10) Fan Xudong (Fan Yu Tung / Fahn Yat Tung / Fan Yuk Tung / Fang Yuk Toung; Shandong, 1841 - 1925).

11) Keluarga Chen Tai Chi: Chen Fake (1887–1957).

12) Keluarga Yang: Yang Luchan (Yang Fukui,Kuangping, 1799-1872).

13) Kuo Yunshen (Guo Yunshen/Yu Sheng,1829 - 1898).

14) Sun Lutang (Sun Fuquan, 1860-1933).

15) Tung Haichuan (Dong Haichuan, 13 Oktober 1797 or 1813 — 25 Oktober 1882).

16) Zhang Zhaodong (Zhang Zhankui, 1859-1940).

17) Yip Man (Ip Man; Foshan, Namhoi 1898-1972).

18) Bruce Lee (Lee Jun Fan/Lee Siau Lung, 27 November 1940 – 20 July 1973).

Akhirnya seiring dengan semakin pesatnya kemajuan dan keterbukaan negara Tiongkok, berbagai jenis dan aliran ilmu bela diri Kungfu berangsur-angsur digabung dan distandarisasi menjadi suatu bentuk olahraga yang dapat dipertandingkan secara internasional, yang saat ini dikenal sebagai Wushu atau "Seni Tempur".

19) Ma Xianda (Xian, 1923-2013) Beliau termasuk salah 1 (satu) Pendekar Kungfu pemegang “Duan 9”. (“9th Duan” adalah level tertinggi dalam sistem ranking Ilmu Bela Diri Tiongkok. Level tersebut identik dengan peringkat “Dan” dalam ilmu bela diri Korea dan Jepang). Para Pendekar ternama pemegang level Duan 9 pertama kali adalah Master Cai Longyun (The Big Dragon with The Magic Fist, 1928-2015), Master He Fusan, Master Zhang Wenquang (1915-2010) dan Master Ma Xianda (Fist of The Bodyguard, 1923-2013). Diantara keempat Master tersebut, Master Ma adalah pemegang Duan 9 termuda sepanjang sejarah Kungfu modern.

Ma Xianda lahir dari keluarga suku Hui yang mayoritasnya adalah Muslim dan termasuk kategori keluarga ahli-ahli bela diri sejak 6 (enam) generasi. Ma muda belajar ilmu bela diri dari ayahnya, Ma Fengtu, dan pamannya, Ma Yintu yang juga tercatat sebagai pakar ilmu bela diri. Ma Fengtu sendiri adalah Jenderal besar di bawah Panglima Perang terkenal Feng Yuxiang (1882-1948). Ma Yintu sendiri juga adalah murid dari Master Zhang Wenguang, pemegang Duan level 9. Master Ma muda mempelajari berbagai ilmu Wushu tradisional, seperti Tongbei Pigua, Kaimen Baji, Ba Shan Fen dan Cuo Jiao bahkan Dia juga sempat mempelajari tinju dan gulat. Master Ma sendiri adalah salah 1 (satu) Master ilmu bela diri Tiongkok pertama yang belajar olahraga bela diri Barat.

Master Ma sangat populer di kalangan para praktisi bela diri barat, khususnya Amerika terutama bagi mereka yang pernah menyaksikan sendiri laga pertarungannya dengan sejumlah ahli bela diri lokal maupun asing di arena “Leitai” (pertarungan bebas tanpa ada aturan ala dunia persilatan di panggung terbuka). Selain itu, legacy Master Ma juga mengakar pada murid2nya, di mana lebih dari 20 orang murid Master Ma telah memperoleh gelar “Wu Yin” atau “Pahlawan/Pendekar Bela Diri”. Gelar ini dianugerahkan kepada atlet bela diri yang berulang kali menempati posisi 3 (tiga) teratas dalam kompetisi bela diri Nasional. Kedua anak Master Ma, yakni Ma Yue dan Ma Lun juga juara Nasional bela diri dan tercatat sebagai Master tingkat tinggi juga. Salah seorang murid Master Ma yang sangat terkenal adalah Master Zhao Changjun (Xian, Kaifeng-Henan; 1960 sd sekarang). Beliau adalah juara Wushu Nasional dan Dunia sekaligus sejak tahun 1978 sd 1987. Sepanjang umurnya, Master Zhao telah mengoleksi lebih dari 54 medali emas kejuaran dan mendapat julukan “Jenderal Tak Terkalahkan”. Hingga kini, Beliau juga tercatat sebagai pemegang level Duan 6. Artis bela diri terkenal lainnya, Jet Li/(Li Lian Jie) adalah pesaing terdekat Master Zhao Changjun pada era tahun 1970-an dan Jet Li muda juga tercatat sebagai salah seorang murid langsung dari Master Ma khususnya dalam hal ilmu bela diri Fanzi Quan.

Master Ma Xianda meraih sukses pertama pada tahun 1952, pada saat mengikuti kejuaraan seni bela Leitai pertama yang diadakan oleh Pemerintah RRC sejak berdiri tahun 1949. Kejuaraan tersebut bersifat eliminasi langsung, tidak ada peraturan dan siapapun yang sanggup mengalahkan lawan2nya dan berdiri hingga selesai kejuaraan dianggap sebagai pemenang. Dalam pertarungan puncak, Master Ma mengalahkan Master bela diri Tongbei yaitu Master Deng Hongzhao dan Master bela diri Cuo Jiao, Master Li Xuewen. Selain itu, Master Ma juga mengikuti pertandingan pertarungan senjata pendek (pisau/pedang) dan sejumlah pertarungan Kungfu lainnya pada saat yang hampir bersamaan. Seluruh pertandingan tersebut dimenangkan secara gemilang pada saat usianya baru mencapai 19 tahun. Tahun berikutnya, Master Ma kembali memenangkan kejuaraan senjata pendek di Huabei. Pada tahun 1995, Master Ma tercatat resmi sebagai 10 Besar Profesor Seni Bela Diri di Tiongkok.

Master Ma mendedikasikan hidupnya untuk ilmu seni bela diri. Setelah lulus dari perguruan tinggi Hebei Teachers, Dia mengajar wushu, tinju dan berbagai jenis ilmu bela diri Wushu lainnya di Xian Physical Education selama 30 tahun. Pada tahun 1998, Master Ma memperoleh pengakuan dan penghargaan Nasional sebagai Pemegang Duan ke Sembilan dan terkenal sebagai “National Treasure of Wushu”.

Sanda atau Sanshou (Mandarin: 散手; pinyin: sǎnshǒu; "tangan bebas") adalah seni beladiri yang berakar dari Kungfu. Sanshou dikembangkan oleh angkatan bersenjata Tiongkok sebagai standard kurikulum beladiri di akademi militer. Sanshou menggabungkan teknik-teknik kungfu, gulat, dan tinju dalam penggunaannya.

Brahmana, kasta tertinggi dan terhormat di India.

Nationalgeographic.co.id–Brahmana adalah kasta atau varna tertinggi dalam agama Hindu di India. Brahmana adalah kasta dari mana pendeta Hindu berasal yang bertanggung jawab untuk mengajar dan memelihara pengetahuan suci. Kasta besar lainnya, dari yang tertinggi hingga yang terendah, adalah Ksatria (prajurit dan pangeran), Vaisya (petani atau pedagang), dan Sudra (pelayan dan petani penggarap).

Sejarah Kasta Brahmana

Sistem kasta ternyata lebih fleksibel, dalam hal pekerjaan yang pantas bagi para Brahmana, daripada yang diperkirakan. Catatan dari periode klasik dan abad pertengahan di India menyebutkan laki-laki dari golongan Brahmana melakukan pekerjaan selain melaksanakan tugas keimaman atau pengajaran tentang agama. Misalnya, ada yang menjadi pejuang, pedagang, arsitek, pembuat karpet, dan bahkan petani.

Pada akhir pemerintahan Dinasti Maratha, pada tahun 1600-an hingga 1800-an, anggota kasta Brahmana menjabat sebagai administrator pemerintah dan pemimpin militer, pekerjaan yang lebih sering dikaitkan dengan Kshatriya. Menariknya, para penguasa Muslim Dinasti Mughal (1526–1858) juga mempekerjakan para Brahmana sebagai penasihat dan pejabat pemerintah, seperti halnya Raj Inggris di India (1858–1947).

Kasta Brahmana Hari Ini

Saat ini, para Brahmana terdiri dari sekitar 5% dari total populasi India. Secara tradisional, Brahmana laki-laki melakukan pelayanan imamat, tetapi mereka juga dapat bekerja dalam pekerjaan yang berhubungan dengan kasta yang lebih rendah. Memang, survei pekerjaan keluarga Brahmana di abad ke-20 menemukan bahwa kurang dari 10% Brahmana laki-laki dewasa benar-benar bekerja sebagai pendeta atau guru Veda.

Seperti di masa lalu, sebagian besar Brahmana sebenarnya mencari nafkah dari pekerjaan yang berhubungan dengan kasta yang lebih rendah, termasuk pertanian, pemotongan batu, atau bekerja di industri jasa. Namun, dalam beberapa kasus, pekerjaan seperti itu menghalangi Brahmana yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas-tugas imamat.

Misalnya, seorang brahmana yang mulai bertani dapat dianggap terkontaminasi secara ritual, dan dapat dilarang memasuki imamat kedepannya.

Meskipun demikian, asosiasi tradisional antara kasta Brahmana dan tugas-tugas pendeta tetap kuat. Para brahmana mempelajari teks-teks keagamaan, seperti Weda dan Purana, dan mengajar anggota kasta lain tentang kitab-kitab suci. Mereka juga melakukan upacara di kuil dan memimpin pesta pernikahan dan acara penting lainnya.

Baca Juga: Bagaimana Rasanya Menjadi Dalit, Kasta Paling Rendah di India?

Baca Juga: Hanya di India, Kepalanya Rela Ditumbuk Kelapa demi Keinginan Tercapai

Baca Juga: Kala Kekaisaran Mughal dari India Menguasai Ekonomi Dunia Abad 17

Secara tradisional, para Brahmana melayani sebagai pembimbing spiritual dan guru para pangeran dan pejuang Ksatria, berkhotbah kepada para elit politik dan militer tentang dharma, tetapi hari ini mereka melakukan upacara untuk umat Hindu dari semua kasta yang lebih rendah.

Kegiatan yang dilarang bagi Brahmana menurut Manusmriti ialah membuat senjata, menyembelih hewan, membuat atau menjual racun, menjebak satwa liar, dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan kematian.

Brahmana adalah vegetarian, sesuai dengan kepercayaan Hindu dalam reinkarnasi. Namun, beberapa memang mengonsumsi produk susu atau ikan, terutama di daerah pegunungan atau gurun di mana produksinya langka. Enam kegiatan yang tepat, peringkat dari yang tertinggi hingga yang terendah, adalah mengajar, mempelajari Veda, mempersembahkan korban ritual, memimpin ritual untuk orang lain, memberi hadiah, dan menerima hadiah.

78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali